Suasana Ramadan di Bali tahun ini menjadi lebih bermakna dengan digelarnya Tarawih terakhir yang bertepatan dengan Hari Raya Nyepi. Di tengah heningnya Pulau Dewata, umat Muslim tetap dapat melaksanakan ibadah dengan damai.
Momen ini menjadi contoh nyata toleransi umat beragama di Indonesia, di mana dua hari besar dari dua agama berbeda berjalan beriringan tanpa gesekan. Kolaborasi antara tokoh agama dan pemerintah daerah berhasil menciptakan keharmonisan yang hangat.
Bali Tunjukkan Toleransi Saat Tarawih dan Nyepi Bersamaan
1. Tarawih Terakhir Ramadan Digelar Damai
Meskipun Hari Raya Nyepi mewajibkan umat Hindu untuk tidak menyalakan lampu, suara, atau keluar rumah, umat Muslim tetap dapat menjalankan ibadah Tarawih dengan pengaturan waktu dan lokasi yang telah disepakati.
2. Kolaborasi Antarumat Beragama
Forum kerukunan umat beragama (FKUB) Bali memfasilitasi komunikasi antara tokoh Islam dan Hindu, memastikan pelaksanaan kedua ibadah berjalan damai dan saling menghormati. Lokasi masjid juga dipilih jauh dari kawasan permukiman padat.
3. Apresiasi dari Publik dan Pemerintah
Warganet ramai mengapresiasi momen ini, menjadikannya viral di media sosial. Kementerian Agama RI menyebutnya sebagai potret terbaik moderasi beragama di Indonesia.