Pendidikan Indonesia kembali bersiap menghadapi tahun ajaran baru 2025/2026 dengan semangat pembaruan—bukan dalam bentuk pergantian kurikulum, melainkan melalui penyegaran pembelajaran yang lebih relevan dan bermakna. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menegaskan bahwa tidak ada kurikulum baru yang akan diberlakukan tahun ini. Sekolah tetap diberikan kebebasan memilih antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka.
Penegasan ini disampaikan langsung oleh Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Laksmi Dewi, dalam agenda Dialog Kebijakan bersama Media Massa yang digelar pada Jumat, 18 Juli 2025 di Jakarta. “Tidak ada kurikulum baru. Yang ada hanya Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013. Nama dan jam pelajaran juga tetap,” tegas Dewi, membantah isu yang sempat berkembang di masyarakat.
Namun, bukan berarti tidak ada inovasi. Di tengah upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan menyesuaikan dengan tantangan zaman, Kemendikdasmen memperkenalkan dua mata pelajaran baru: Coding dan Artificial Intelligence (AI). Kedua pelajaran ini bersifat pilihan dan mulai bisa dipelajari oleh siswa SD kelas 5 dan 6, SMP kelas 7–9, serta SMA/SMK kelas 10–12. Harapannya, generasi muda Indonesia semakin siap menghadapi era digital dan revolusi industri 5.0.
Tak berhenti sampai di situ, Kemendikdasmen juga memperkenalkan metode pembelajaran deep learning atau pembelajaran mendalam sebagai upaya meningkatkan literasi siswa yang masih tergolong rendah, terutama di daerah 3T (tertinggal, terluar, dan terdepan). Metode ini bukan sekadar pendekatan akademik, tetapi juga menyentuh cara siswa berpikir dan berkolaborasi.
Laksmi Dewi menjelaskan bahwa pembelajaran mendalam akan dibingkai melalui empat strategi utama. Pertama, praktik pedagogis yang menghadirkan pengalaman belajar nyata dengan menekankan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan kolaborasi antar siswa. Kedua, kemitraan pembelajaran yang melibatkan guru, murid, orang tua, komunitas, dan mitra profesional secara aktif. Ketiga, lingkungan belajar yang fleksibel dan mengintegrasikan ruang fisik dan virtual untuk mendukung berbagai gaya belajar. Dan terakhir, proses pembelajaran yang dirancang agar autentik, interaktif, serta menumbuhkan kreativitas dan pemikiran kritis siswa.
Model ini akan diterapkan secara nasional mulai tahun ajaran 2025/2026, didukung pelatihan intensif bagi para guru sejak akhir 2024. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menekankan bahwa deep learning bukanlah kurikulum pengganti, melainkan penguat kualitas dalam memahami materi secara mendalam.
Hal senada juga disampaikan Wakil Menteri Atip Latipulhayat. Ia mengatakan bahwa pendekatan ini bertujuan menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan dan membumi bagi para peserta didik. “Bukan soal banyaknya pelajaran, tapi seberapa dalam dan bermaknanya pemahaman siswa,” jelasnya.
Pembaruan ini adalah bagian dari komitmen Kemendikdasmen untuk menghadirkan sistem pendidikan yang adaptif, menyenangkan, dan relevan dengan kebutuhan zaman, tanpa harus terus-menerus mengganti kerangka kurikulum.
Sebagai penutup, bagi Anda yang ingin menyampaikan informasi pendidikan, kegiatan komunitas belajar, atau program-program sekolah secara lebih luas, jangan ragu untuk pasang iklan radio Tangerang agar pesan Anda menjangkau lebih banyak pendengar secara efektif dan profesional.