Menjadi Pemilih Muda Bijak, Pentingnya Literasi Media dan Literasi Politik

TANGERANG – Pemilihan umum tahun 2024 sudah memasuki tahap kampanye pasangan calon, tidak hanya itu pengujian terhadap pasangan calon juga turut meramaikan masa kampanye ini. Cara berikut dilakukan untuk mendapatkan suara terbanyak para pemilih pada masa pemungutan suara. Dikutip dari kpu.go.id, sejumlah 55% suara pemilu pada tahun 2024 berasal dari Generasi Z dan Milenial.

Dikutip dari datanesia.id, lebih dari 116,5 juta suara akan berasal dari kalangan orang muda dan kepulauan Jawa tetap akan menjadi kunci kemenangan. Faktor tersebut dipengaruhi karena sekitar 81 juta atau total dari 70% pemilih muda berada di Jawa.Dengan jumlah yang lebih dari setengah persen pemilih muda dan hanya menyisakan sekitar 45% pemilih dewasa, akan menjadikan suara pemilih muda favorit dari para pasangan calon.

Maka dari itu, literasi media sangat dibutuhkan oleh para pemilih muda untuk menyikapi pesta demokrasi tahun depan sebagai bekal yang penting. Cara ini akan membentuk setiap pemilih muda menjadi cerdas dan kritis dalam menentukan pilihannya. Jejak digital yang tersebar di setiap media dapat dipelajari dengan mudah bagi pemilih muda.

Dikutip dari antaranews.com literasi digital menjadi salah satu solusi utama untuk mengatasi paparan hoaks terhadap pemilih agar mereka tetap berpegang teguh dengan pilihannya pada ajang Pemilu 2024. Literasi digital dapat meningkatkan kemampuan individu untuk lebih kritis dalam berpikir ketika mendapatkan sebuah informasi dari media.

Selain literasi digital, pemilih muda juga harus melakukan literasi politik dari setiap pasangan calon. Perlunya melakukan literasi politik bagi pemilih muda karena kurangnya ketertarikan orang muda pada saat ini pada dunia politik. Namun, menjadi pemilih aktif dan tidak golput menjadi sebuah keharusan bagi remaja yang sudah terdaftar. Dengan menyumbangkan satu suaranya akan menentukan Indonesia kedepannya.

Dikutip dari theconservation.com, peneliti dari Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Nina Andriana mengatakan, “dengan tidak menjadi golongan putih (golput) dan dengan menggunakan hak pilihnya, kaum muda bisa terlibat untuk pengembangan kebijakan publik yang memengaruhi masa depan mereka. Selain itu, penggunaan media sosial sebagai sarana diskusi atau membentuk suatu komunitas menjadi wadah penting untuk memantau dan menagih janji-janji kampanye para kandidat maupun parpol yang telah terpilih.”

Dalam menentukan pilihannya, pemilih muda harus mengamalkan asas Luber-Jurdil (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil). Keenam asas pemilu ini tidak boleh dikesampingkan oleh setiap pemilih. Oleh karena itu, Teman Tangerang dapat menjadi pemilih muda yang bijak dengan cara:

  1. Melakukan literasi digital dan literasi politik
  2. Melakukan riset terhadap setiap calon dan pasangan calon
  3. Mencari tahu dan mempelajari program kerja, visi dan misi setiap calon dan pasangan calon
  4. Mengamalkan asas-asas pemilu

Jadilah warga negara yang bijak dalam menentukan pilihannya serta persiapkan diri untuk menghadapi pesta demokrasi tahun 2024.

Penulis: Ikhwan Rhendy Saputro

Sumber: antaranews, theconversation

Sumber Foto: rri.co.id

December 13, 2023

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *