TANGERANG – Kabel optik yang menjuntai rendah di kawasan perempatan Ciledug, Kota Tangerang, telah lama menjadi sumber kekhawatiran bagi warga dan pengguna jalan. Kondisi ini bukan baru terjadi, melainkan telah berlangsung selama bertahun-tahun tanpa penanganan yang memadai.
Pengendara motor maupun sopir kendaraan besar seperti bus dan truk kerap terpaksa memperlambat laju atau bahkan berhenti untuk memastikan kabel tidak tersangkut. Bagi kendaraan bertubuh tinggi, risiko tersangkut kabel bisa berujung pada insiden berbahaya.
Susan (45), pedagang minuman di sekitar lokasi, mengungkapkan bahwa insiden pengendara tersangkut kabel sempat viral beberapa waktu lalu. “Kabel itu sudah lama semrawut, dan dalam dua bulan terakhir makin turun. Warga yang jaga kalau ada bus lewat, kabelnya ditarik ke atas,” ujarnya kepada Kompas.com, Senin (21/4/2025).
Warga sekitar pun berinisiatif mengikat kabel dengan tali atau plastik seadanya untuk memberi tanda bahaya. “Kalau enggak ditandain, bisa nyamber pengendara,” tambah Susan.
Hal serupa disampaikan oleh Triyadi (45), pengemudi ojek pangkalan, yang mengaku sudah sering melihat kabel putus karena tersangkut kendaraan besar. Namun, menurutnya, instansi terkait hanya datang setelah kejadian terjadi.
“Mereka baru datang kalau kabel sudah putus, survei, lalu hilang lagi. Enggak pernah ada tindakan permanen,” ucapnya.
Menanggapi persoalan ini, Anggota DPRD Kota Tangerang dari Komisi IV, Saiful Milah, menyayangkan lemahnya pengawasan terhadap penyedia layanan kabel dan buruknya penataan kota.
“Situasi ini sangat membahayakan. Penataan kota harusnya bisa mencegah hal-hal seperti ini. Kalau dibiarkan, warga terus yang jadi korban,” kata Saiful saat dikonfirmasi.
Permasalahan kabel menjuntai ini memperlihatkan urgensi perbaikan sistem tata kota serta pengawasan terhadap infrastruktur utilitas publik, agar keselamatan masyarakat tak terus dipertaruhkan.
