Jakarta — Malaysia masih menjadi magnet utama bagi wisatawan Indonesia. Sepanjang tahun 2024, tercatat lebih dari 4,1 juta warga Indonesia memilih Negeri Jiran sebagai destinasi liburan mereka, menjadikan Indonesia penyumbang wisatawan terbesar kedua bagi Malaysia.
“Indonesia adalah pasar terbesar kedua kami, dengan total 4,1 juta pengunjung pada 2024, meningkat 19,1 persen dari tahun sebelumnya,” jelas Datuk Yeoh Soon Hin, Wakil Ketua Pariwisata Malaysia, dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Selasa (15/4/2025).
Ia menambahkan, hingga Maret 2025, sedikitnya 10 maskapai asal Indonesia telah membuka 580 rute penerbangan langsung menuju berbagai kota di Malaysia dengan kapasitas lebih dari 106 ribu kursi per minggu. Menurutnya, hal ini menjadi peluang emas bagi pertumbuhan sektor pariwisata kedua negara.
Data Tourism Malaysia mengungkapkan bahwa sepanjang 2024, Malaysia menerima total 38 juta wisatawan dengan pemasukan sektor pariwisata mencapai 106,7 miliar ringgit (sekitar Rp406,5 triliun). Tren positif ini berlanjut pada Januari 2025, di mana tercatat kenaikan kedatangan wisatawan sebesar 54,4 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Malaysia pun membidik target lebih tinggi di tahun 2026, yakni 45 juta wisatawan internasional dengan perkiraan pendapatan hingga 270 miliar ringgit (setara Rp1.028 triliun).
Untuk mewujudkan target ambisius itu, Tourism Malaysia tengah gencar melakukan Misi Promosi Pariwisata ke beberapa kota besar di Indonesia, seperti Medan, Yogyakarta, Jakarta, dan Surabaya pada 10–18 April 2025. Setelahnya, mereka juga merencanakan ekspansi promosi ke Cirebon, Balikpapan, hingga Makassar.
Misi promosi ini menggandeng 36 pelaku industri wisata Malaysia, termasuk agen perjalanan, maskapai, pengelola hotel, hingga pengusaha produk wisata. Mereka akan menjalin kolaborasi dengan pelaku industri pariwisata Indonesia, sembari mendukung kampanye Visit Malaysia 2026 dan program Tahun Kunjungan IMT-GT 2023–2025.
“Pasar Indonesia tetap menjadi prioritas utama di Asia Tenggara. Kami berharap misi ini dapat memaksimalkan potensi kerja sama, apalagi bertepatan dengan kepemimpinan Malaysia di ASEAN 2025,” tegas Yeoh.
Kegiatan promosi tersebut juga diwarnai seminar, sesi business-to-business (B2B), dan pertemuan strategis dengan asosiasi besar seperti ASITA, ASTINDO, dan ASPPI, hingga menggandeng OTA populer seperti Tiket.com serta Traveloka. Kolaborasi lintas sektor ini membuktikan pentingnya sinergi agar industri pariwisata semakin kokoh, sama halnya ketika Anda ingin memperkuat promosi bisnis lokal melalui pasang iklan radio Tangerang agar pesan dapat menjangkau target audiens secara efektif.