Liburan Murah Tapi Berisiko: Orang Tua di Inggris Bisa Kena Denda Jika Ajak Anak Bolos Sekolah

JAKARTA — Liburan keluarga biasanya jadi momen menyenangkan, apalagi bila dilakukan saat harga-harga belum melonjak. Namun, di Inggris, keputusan untuk berlibur saat anak masih dalam masa sekolah bisa berujung sanksi berat bagi orang tua. Pemerintah Inggris kini memberlakukan aturan tegas bagi siapa pun yang dengan sengaja membiarkan anak membolos sekolah demi alasan liburan.

Dilansir dari Mirror.co.uk, mulai Agustus 2024, orang tua di wilayah Inggris dan Wales akan dikenakan denda sebesar £160 (sekitar Rp3,5 juta) per anak jika terbukti meliburkan anak selama lima hari tanpa izin resmi dari sekolah. Namun, jika denda dibayarkan dalam waktu tiga minggu, jumlahnya bisa dikurangi menjadi £80 atau sekitar Rp1,8 juta.

Aturan yang ketat ini bukan hanya berlaku di Inggris dan Wales, tetapi juga di Skotlandia dan Irlandia Utara. Di Skotlandia, otoritas pendidikan dapat meminta klarifikasi resmi dari orang tua mengenai ketidakhadiran anak. Bila alasan yang diberikan tidak dianggap sah, orang tua bisa dibawa ke pengadilan dan menghadapi hukuman penjara selama sebulan atau denda hingga £1.000 (sekitar Rp21,9 juta). Hal yang sama juga berlaku di Irlandia Utara, dengan pengawasan ketat terhadap kehadiran siswa yang di bawah 85 persen.

Namun, di balik ketegasan tersebut, banyak orang tua sebenarnya hanya berusaha menghemat biaya liburan yang melonjak tinggi selama musim libur sekolah. Nick Drewe, pakar diskon dari Wethrift, mengatakan bahwa kondisi ekonomi saat ini membuat banyak keluarga memilih untuk berlibur di luar musim libur resmi demi menghindari lonjakan harga. “Banyak yang harus mengambil risiko denda demi bisa membawa keluarga berlibur tanpa menguras tabungan,” ungkapnya.

Sementara itu, kelompok kampanye Fight School Fines menyebut bahwa harga paket liburan bisa naik rata-rata 18 persen saat musim liburan. Bahkan, di beberapa destinasi, kenaikan harga bisa mencapai 28 persen per orang. Sebuah studi dari Park Christmas Savings menunjukkan bahwa hampir separuh keluarga di Inggris bahkan tak mampu berlibur musim panas tahun ini karena tekanan finansial seperti kenaikan harga perjalanan, tagihan rumah, dan biaya pengasuhan anak.

Kondisi ini mendorong gerakan masyarakat untuk menuntut perubahan kebijakan. Petisi yang diajukan oleh para orang tua yang ingin meliburkan anak selama 10 hari tanpa risiko denda berhasil mengumpulkan lebih dari 180.000 tanda tangan, cukup untuk dibahas secara resmi di parlemen Inggris.

Di tengah tantangan ekonomi yang makin kompleks ini, komunikasi menjadi kunci agar suara masyarakat tetap didengar dan aspirasi tersampaikan luas. Salah satu media yang masih efektif untuk menjangkau khalayak lokal adalah melalui siaran radio. Bagi Anda pelaku usaha atau komunitas yang ingin menyampaikan pesan dengan jangkauan tepat sasaran, kini saatnya mempertimbangkan pasang iklan radio Tangerang sebagai strategi promosi yang efektif dan terjangkau.

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *