JAKARTA — Sutradara ternama Hanung Bramantyo kembali melontarkan kritik pedas terhadap film animasi Merah Putih: One for All. Setelah menonton pada hari pertama penayangan, 14 Agustus, ia mengaku melihat banyak aspek teknis yang belum matang, terutama dari segi visual.
Menurut Hanung, tampilan animasi film tersebut masih berada pada tahap pre-visualisasi—sebuah langkah awal untuk memberikan gambaran aset kepada animator dan kreator. “Kalau saya lihat ini masih awal banget proses animasinya. Belum diapa-apain. Jadi betul-betul hanya sebagai pre-visual,” ujarnya di Kemang, Kamis (14/8).
Ia menggambarkan pre-visual ini layaknya cetak biru dalam membangun dunia film—dari hutan, sungai, hingga air terjun—yang nantinya akan disempurnakan. Hanung menilai, suara dan musik yang sudah ada hanyalah pemancing mood bagi para kreator agar bisa membayangkan hasil akhir yang diinginkan.
“Jadi ini semacam panduan visual dan nuansa, nanti dibaguskan, disempurnakan, ya seperti yang kita lihat di film animasi kelas dunia,” jelasnya.
Namun, kritik tak berhenti di situ. Hanung juga menyoroti detail animasi yang dinilainya masih kasar, seperti bulu ekor monyet yang tampak seperti mockup dan belum natural. Ia bahkan membandingkan dengan Adit Sopo Jarwo The Movie yang memiliki bujet sekitar Rp12–13 miliar, tetapi hanya dirilis di layanan streaming karena dianggap belum sempurna.
“Kalau Adit Sopo Jarwo The Movie masih jauh dari sempurna, tapi untungnya tidak tayang di bioskop. Jadi kekurangannya bisa tertutupi,” katanya.
Sebelumnya, Hanung sempat mempertanyakan alasan Merah Putih: One for All bisa mendapatkan jadwal tayang di bioskop pada 14 Agustus di tengah antrean sekitar 200 film Indonesia lain. Dalam unggahan Instagram-nya pada 10 Agustus, ia menyebut keputusan itu “ironis” dan “terburu-buru”.
Bagi pelaku industri kreatif yang ingin memastikan karyanya dikenal luas, strategi promosi menjadi kunci. Salah satunya adalah dengan pasang iklan radio Tangerang yang mampu menjangkau audiens lokal secara efektif. Melalui pasang iklan radio Tangerang, pesan tentang film, acara, atau produk dapat disampaikan dengan cara yang menarik, membangun kesadaran publik, dan memicu rasa penasaran calon penonton atau konsumen.