Jakarta — Film animasi Jumbo garapan sutradara Ryan Adriandhy mencetak sejarah baru di industri perfilman nasional. Sejak tayang perdana pada 31 Maret 2025, film ini berhasil meraih 6.322.482 penonton, menempatkannya sebagai film terlaris kelima sepanjang masa di Indonesia dan animasi terlaris sepanjang sejarah Tanah Air.
Capaian ini diumumkan melalui data terkini laman Film Indonesia per 24 April 2025. Jumbo bahkan menggeser posisi film Dilan 1990, yang sebelumnya berada di peringkat kelima film dengan jumlah penonton terbanyak.
Diproduksi selama lima tahun oleh lebih dari 200 kreator, Jumbo mendapat sambutan positif berkat kualitas visual animasi dan kekuatan cerita yang menggabungkan unsur komedi dan nilai kekeluargaan. Film ini tidak hanya menarik perhatian anak-anak, tetapi juga berhasil menyentuh hati penonton dewasa melalui narasi yang menyentuh dan inspiratif.
Film ini bercerita tentang Don, seorang anak yatim piatu bertubuh besar yang kerap menjadi korban perundungan. Dalam usahanya mengikuti pertunjukan bakat, Don mempersiapkan sandiwara berdasarkan buku peninggalan orang tuanya. Namun ketika buku itu dicuri, ia memulai petualangan besar untuk mendapatkannya kembali sekaligus mencari jati diri dan keluarganya.
Produser Jumbo, Novia Puspa Sari, mengonfirmasi bahwa film ini akan tayang secara internasional di 17 negara, termasuk beberapa negara di Eropa. Langkah ini menunjukkan optimisme tinggi terhadap daya saing film animasi Indonesia di kancah global.
Sementara itu, posisi teratas film terlaris di Indonesia masih dipegang oleh KKN di Desa Penari dengan 10,06 juta penonton. Diikuti oleh Agak Laen (9,13 juta), Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 (6,86 juta), dan Pengabdi Setan 2: Communion (6,39 juta). Di bawah Jumbo, posisi keenam diisi Dilan 1990 (6,31 juta), disusul Miracle in Cell No. 7 (5,86 juta), Vina: Sebelum 7 Hari (5,81 juta), dan Dilan 1991 (5,23 juta). Film Sewu Dino menutup daftar 10 besar dengan 4,89 juta penonton.
Dominasi genre horor masih terlihat jelas dalam daftar film-film terlaris di Indonesia. Namun, keberhasilan Jumbo menunjukkan bahwa film animasi dan keluarga juga memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat. Keberagaman genre ini menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan industri perfilman nasional yang semakin inklusif dan kreatif.