Niko, Pekerja AI Remote yang Sering Disangka Pengangguran

Star

Jakarta – Bekerja dari rumah dengan laptop seharian ternyata tak selalu dipahami sebagai aktivitas produktif. Hal ini dialami oleh Niko (30), seorang pekerja lepas yang sehari-harinya mengolah dan mengoreksi data berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Meski penghasilannya cukup menjanjikan, Niko kerap dianggap menganggur oleh keluarganya.

“Kadang keluarga datang ke rumah terus komentar, ‘Di rumah terus, enggak kerja ya?’ Padahal saya kerja di depan laptop. Tapi ya saya enggak banyak jelasin, karena mereka juga mungkin enggak ngerti. Sudah tua juga,” ungkap Niko saat ditemui dalam acara Job Fair Jakarta Goes to Campus di Universitas Trisakti, Selasa (15/4/2025).

Niko menjelaskan, sistem kerjanya menuntut untuk selalu siaga di depan layar. Pekerjaan bersifat real-time dan sangat kompetitif karena harus bersaing dengan pekerja dari berbagai negara. “Kalau keluar rumah, bisa-bisa kehilangan kesempatan dapat proyek. Karena sistemnya rebutan, siapa cepat dia dapat,” jelasnya.

Meski terlihat fleksibel, ritme kerja Niko justru cukup menyita waktu. Ia bahkan sering harus terjaga hingga dini hari demi menyesuaikan waktu dengan platform berbasis Eropa tempat ia mengambil proyek. “Jam kerjanya acak. Biasanya proyek baru banyak masuk sekitar dini hari,” katanya.

Selain tantangan teknis, Niko juga menghadapi tekanan sosial dari lingkungan keluarga. Sebagai laki-laki Batak, ia merasa ekspektasi sosial terhadap peran laki-laki sebagai tulang punggung keluarga membuat dirinya sering dinilai sebelah mata. “Kalau banyak di rumah, apalagi sebagai cowok Batak, ya suka dianggap enggak punya pekerjaan tetap,” ucapnya.

Merespons perubahan tren kerja berbasis AI yang semakin ketat, Niko memutuskan untuk mencari pekerjaan yang lebih stabil. Ia berharap bisa mendapatkan posisi dengan status karyawan tetap. “Sekarang proyek AI makin sedikit, karena teknologinya sudah mulai stabil dan saingannya makin banyak. Saya ikut job fair ini karena ingin cari kerja yang lebih pasti,” katanya.

Meski terbuka terhadap berbagai jenis pekerjaan, Niko menekankan pentingnya jaminan status dan masa depan. “Apa saja enggak masalah, yang penting ada peluang buat jadi karyawan tetap. Umur juga makin nambah, saingan makin berat,” tutupnya.

Share this post :

Facebook
X
WhatsApp
LinkedIn

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Create a new perspective on life

Your Ads Here (365 x 270 area)
Latest News
Categories

Subscribe our newsletter

Purus ut praesent facilisi dictumst sollicitudin cubilia ridiculus.