Popkot 2025 Resmi Dimulai, Ribuan Pelajar dari 13 Kecamatan Berebut Medali di Stadion Benteng Reborn

Teman Tangerang – Kota Tangerang kembali dipenuhi euforia olahraga. Senin (8/12), ribuan pelajar dari 13 kecamatan tumplek blek di Stadion Benteng Reborn untuk membuka Pekan Olahraga Pelajar Kota Tangerang (Popkot) 2025. Suasana sore itu benar-benar meriah—barisan kontingen berdiri rapi, musik drum band menggema, hingga atraksi barongsai yang bikin tribun bergetar.

Popkot tahun ini kembali menjadi ajang multi-event terbesar bagi pelajar se-Kota Tangerang. Dan seperti tradisi sebelumnya, acara dibuka langsung oleh Wali Kota Tangerang, Sachrudin.

Popkot Bukan Sekadar Rebutan Medali

Dalam sambutannya, Sachrudin menegaskan bahwa Popkot lebih dari sekadar mencari juara.

“Semoga Popkot berjalan lancar dan melahirkan atlet-atlet unggul yang membawa nama baik Kota Tangerang,” ujarnya.

Ia menekankan nilai olahraga yang jauh lebih penting: semangat pantang menyerah, sportivitas, serta disiplin.

“Insyaallah mereka bisa menjadi atlet internasional,” tambahnya penuh optimisme.

Komitmen Pembinaan Atlet Muda

Saat sesi doorstop, Sachrudin menyampaikan harapannya: pemerintah kota ingin Popkot menjadi batu loncatan bagi para pelajar untuk berprestasi di level provinsi, nasional, hingga internasional.

Ia juga memastikan pembinaan atlet dari berbagai cabang olahraga terus diperkuat, dengan dukungan KONI dan KORMI yang aktif mendorong latihan rutin di setiap cabor.

Popkot 2025 Digelar dengan Konsep Sederhana

Meski megah dari atmosfernya, ternyata Popkot 2025 justru dikemas dengan pendekatan sederhana. Ketika ditanya soal anggaran, Wali Kota menyebut bahwa pelaksanaan tidak hanya bergantung pada APBD dan melibatkan partisipasi banyak pihak.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Tangerang, Kaonang, memberi gambaran lebih jelas. Menurutnya, anggaran Popkot 2025 digunakan hanya untuk kebutuhan inti.

“Anggaran hanya untuk pembelian medali serta fasilitasi wasit dan juri. Tidak ada baju kontingen, tidak ada baju pertandingan. Sound system dan kursi pun kita pinjam dari kelurahan,” jelas Kaonang.

Ia menambahkan bahwa angka pasti anggaran tidak ia hafal, namun prinsipnya: Popkot digelar secara efisien tanpa mengurangi esensi kompetisi.

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *