Perang India-Pakistan Memanas: Serangan Balasan dan Ancaman Nuklir Warnai Konflik Berkepanjangan

Sofy Sharfina

Situasi di Asia Selatan kian memanas setelah India melancarkan serangan udara ke sembilan lokasi di Pakistan dan wilayah Kashmir yang dikelola Pakistan pada Rabu, 7 Mei 2025. Serangan ini sebagai respons atas insiden penembakan brutal di Pahalgam, Kashmir India, yang menewaskan 26 wisatawan. India menuduh kelompok militan bersenjata yang beraksi didukung oleh pemerintah Pakistan—klaim yang segera dibantah keras oleh Islamabad.

Perdana Menteri Pakistan, Sharif, dalam pidato televisi nasional, menyatakan kesiapannya membalas serangan India. “Kami bertekad untuk membalas darah para martir kami yang tidak bersalah,” ucapnya, sambil menambahkan bahwa serangan balik telah dimulai di sepanjang Garis Kontrol, di mana jet India diklaim telah dihancurkan.

Dalam 24 jam terakhir, eskalasi konflik ini turut menyeret perhatian dunia internasional. Presiden AS Donald Trump menyatakan kesiapannya menjadi penengah dan mendesak kedua negara nuklir tersebut untuk menahan diri. Di sisi lain, jumlah korban jiwa di Pakistan dan Kashmir Pakistan terus bertambah, mencapai 31 orang dengan lebih dari 50 lainnya terluka.

Ancaman kian nyata setelah Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Asif, menyebut bahwa konflik berskala besar dapat memicu penggunaan senjata nuklir. “Jika India memaksakan perang habis-habisan, maka konsekuensinya akan sangat besar,” ujarnya.

India juga bersiap menghadapi serangan balasan. Menteri Luar Negeri Vikram Misri menyatakan bahwa pihaknya tak akan tinggal diam jika Pakistan memutuskan menyerang balik. Sementara itu, listrik padam terjadi di sejumlah wilayah New Delhi sebagai bagian dari latihan tanggap darurat nasional.

Kondisi makin memprihatinkan dengan munculnya dukungan terbuka dari Israel. Duta Besar Israel untuk India, Reuven Azar, dalam pernyataan resminya mendukung “hak India untuk membela diri” dan menyebut bahwa tidak ada tempat aman bagi teroris.

Ledakan-ledakan hebat terdengar di beberapa wilayah Kashmir yang dikelola Pakistan. Penduduk lokal menggambarkan malam penuh kepanikan akibat ledakan yang terjadi beruntun sejak dini hari. Pihak Taliban Afghanistan pun angkat suara dan menyerukan dialog damai agar konflik tidak meluas ke negara lain.

Ketegangan yang terus meningkat ini tentu berdampak pada berbagai sektor, termasuk media dan komunikasi. Dalam konteks lokal, perusahaan dan pelaku usaha di Tangerang yang ingin menjangkau audiens lebih luas di tengah ketegangan berita global dapat mempertimbangkan untuk pasang iklan radio Tangerang sebagai strategi komunikasi yang cepat, efektif, dan menyasar masyarakat secara langsung.

 

Share this post :

Facebook
X
WhatsApp
LinkedIn

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *