.Feast: Tambahan Nama Titik yang Hampir Jadi Titik Akhir dan Cerita Krisis Para Personel

Aditya

Kalau kamu ngikutin skena musik indie-rock lokal, dengan nama .Feast pasti udah nggak asing lagi. Band yang dikenal dengan lirik-lirik tajam, kritik sosial, dan sound yang meledak-ledak ini ternyata pernah ada di ujung tanduk. Hampir bubar. Nggak main-main.

Tapi sekarang, ada yang beda dari mereka. Satu simbol kecil yang diam-diam punya makna besar: titik di depan nama mereka—“.Feast”. Di balik satu karakter itu, ternyata ada cerita yang lumayan emosional dan sangat manusiawi.

 

Dari Banyak Energi ke Sepi: Saat Musik Nggak Lagi Jadi Rumah

Waktu dua lagu mereka—Jilat, Jilat, Semua Habis dan Kelewat Ramai—berhasil dirilis, bukannya makin produktif, mereka malah… hilang arah. Nggak ada kelanjutan. Nggak ada kumpul-kumpul. Nggak ada obrolan “mau ke mana sih band ini?”

Setiap personel sibuk dengan hidupnya masing-masing. Baskara dengan Hindia, yang lain juga punya kesibukan sendiri. Nggak ada waktu buat mikirin band. Lama-lama, chemistry pun luntur. Band ini kayak kehilangan jiwanya.

Bahkan mereka sendiri bilang, “Kita masih ngeband, tapi buat apa?”

 

Titik Yang Hampir Jadi Titik Akhir

Di fase itu, semua sempat mikir buat berhenti. Bubar. Beneran udah kayak kehilangan tujuan. Mereka nggak ngobrol secara emosional, cuma kerja bareng kalau ada proyek. Udah kayak rekan kerja, bukan lagi sahabat atau rekan bermusik.

Tapi untungnya, mereka nggak langsung ambil keputusan gegabah. Mereka ketemu, ngobrol dari hati ke hati, dan akhirnya sepakat: masih pengin lanjut, tapi harus dengan cara baru. Cara yang lebih sehat, lebih dewasa, dan lebih jelas arah.

 

Kenapa Ada Titik di Depan Nama “.Feast”?

Nah, dari situ lahirlah ide buat nambahin titik di depan nama mereka. Bukan iseng atau biar keren aja. Titik itu punya makna yang dalam.

Titik di awal jadi simbol permulaan baru. Ibarat nulis kalimat, titik itu penanda akhir satu bab dan siap buka bab berikutnya. Di sinilah mereka sadar: kalau mau lanjut, mereka harus jadi versi baru dari diri mereka sendiri—secara personal maupun sebagai band.

Mereka udah bukan .Feast yang dulu: yang asal kumpul, asal bikin musik. Sekarang mereka lebih mindful, lebih tahu apa yang mereka perjuangkan, dan lebih rapi dalam menjalani prosesnya.

 

Lalu, Sekarang Mereka Ngapain?

Setelah melewati masa nyaris bubar itu, .Feast balik lagi dengan misi baru. Mereka tetap kritis, tetap keras, tapi sekarang lebih matang. Lebih tahu bagaimana menyampaikan keresahan tanpa cuma sekadar teriak. Musik mereka tetap jadi medium protes, tapi juga ruang healing buat diri sendiri.

Dua lagu tadi bakal tetap masuk ke EP mereka berikutnya. Tapi kali ini, semua bakal dibungkus dalam semangat yang lebih jujur dan sadar. Mereka udah pernah hancur—dan itu bikin mereka lebih kuat.

 

Closing: Sebuah Titik yang Nggak Bikin Berhenti

Cerita .Feast ini relatable banget buat siapa pun yang pernah ada di titik “gue capek”, “gue bingung”, atau “gue pengin berhenti”. Kadang, solusi bukan langsung mundur. Kadang, kita cuma butuh duduk, refleksi, dan reset.

Dan titik di nama mereka itu, jadi simbol dari semua proses itu. Kecil, tapi bermakna. Satu titik yang bukan tanda akhir, tapi tanda mulai dari awal yang lebih sadar.


 

Penulis: Aditya Tirta L

©staradiotgr

Share this post :

Facebook
X
WhatsApp
LinkedIn

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *