Di tengah konflik berkepanjangan di Gaza, Israel kini berada di pusat badai kecaman global. Bukan hanya dari negara-negara yang sejak lama bersimpati pada Palestina, tetapi juga dari para sekutu dekat yang selama puluhan tahun berdiri di pihak Tel Aviv. Tindakan-tindakan yang dianggap brutal, melanggar hukum internasional, dan menimbulkan penderitaan massal membuat dukungan terhadap Israel mulai goyah.
Prancis, Kanada, Inggris, dan Australia—yang dulunya kerap menjadi pembela setia—kini secara terbuka mempertimbangkan pengakuan negara Palestina. Pergeseran ini sebagian besar dipicu oleh aksi-aksi militer Israel yang dianggap tak lagi dapat ditoleransi.
Berikut lima langkah Israel di Gaza yang memicu gelombang kecaman dunia:
1. Pendudukan Kota Gaza
Kabinet keamanan Israel menyetujui rencana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menduduki Kota Gaza. Rencana ini menjadi sinyal awal operasi militer berskala lebih luas yang dapat membuat Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menguasai seluruh Jalur Gaza. Langkah tersebut diiringi perintah evakuasi terhadap sekitar satu juta warga Palestina untuk memfasilitasi operasi militer.
Meski Netanyahu mengklaim tidak berniat menduduki Gaza dalam jangka panjang, banyak pihak—termasuk Kepala Staf IDF Eyal Zamir—menilai rencana ini berisiko besar, terutama terhadap keselamatan para sandera dan stabilitas kawasan.
2. Ekspansi Operasi Militer
Serangan besar-besaran Israel telah menewaskan lebih dari 61.000 orang, termasuk 18.000 anak-anak, serta menyebabkan kerusakan luas dan gelombang pengungsian besar. Lima anggota Dewan Keamanan PBB, termasuk Inggris dan Prancis, secara tegas meminta Israel membatalkan rencana pendudukan Gaza, dengan peringatan bahwa tindakan itu melanggar hukum kemanusiaan internasional.
3. Menjadikan Kelaparan sebagai Senjata
Blokade yang diberlakukan Israel membatasi pasokan makanan, obat-obatan, dan bantuan penting. Dalam banyak kasus, warga sipil yang mencoba mengakses bantuan justru menjadi sasaran tembakan. Data Kementerian Kesehatan Palestina menunjukkan 222 orang telah meninggal akibat kelaparan sejak Oktober 2023, termasuk anak-anak. Kondisi ini menciptakan krisis kemanusiaan yang memprihatinkan di mata dunia.
4. Penargetan dan Pembunuhan Wartawan
Serangan udara Israel di dekat Rumah Sakit Al-Shifa menewaskan lima jurnalis Al Jazeera dan dua orang lainnya, termasuk seorang wartawan lepas. Israel mengklaim sasaran mereka adalah anggota Hamas, namun tidak pernah menunjukkan bukti. Hingga kini, sedikitnya 238 jurnalis dilaporkan tewas sejak perang dimulai, menimbulkan tuduhan bahwa Israel berusaha membungkam suara dari Gaza.
5. Pemindahan Paksa Warga Gaza
Kabinet keamanan Israel juga mengesahkan rencana yang mencakup pelucutan senjata Hamas, pengambilalihan Kota Gaza, relokasi paksa warga, dan pembentukan pemerintahan alternatif. Langkah ini dinilai sebagai bentuk pembersihan etnis dan hukuman kolektif, memicu protes keras dari negara-negara anggota PBB dan berbagai organisasi internasional.
Meskipun tekanan global semakin intens, Israel tetap bersikeras semua langkahnya semata-mata untuk mengalahkan Hamas dan mengakhiri konflik—sebuah janji yang hingga kini belum terbukti.
Di era digital saat ini, isu kemanusiaan seperti krisis di Gaza menjadi sorotan besar di berbagai platform media. Bagi pelaku usaha atau lembaga yang ingin menyuarakan dukungan atau mengedukasi publik, salah satu cara efektif adalah melalui siaran lokal. Dengan pasang iklan radio Tangerang, pesan Anda bisa menjangkau audiens yang luas sekaligus membangun citra positif. Tidak hanya itu, pasang iklan radio Tangerang juga memberi kesempatan untuk mengemas informasi penting secara kreatif, sehingga pesan kemanusiaan atau promosi bisnis dapat tersampaikan dengan lebih menyentuh hati pendengar.